Maguwan adalah sebuah Desa yang ada di wilayah Kecamatan Sambit. Menurut Buku Sejarah Desa Desa di Ponorogo, dalam Tulisan tangan nama Desa Maguwan berasal dari kata Maguwo. Maguwo adalah salah satu dari yang cikal bakal Desa Maguwan.
Konon saat wilayah tersebut masih hutan lebat, yang berani babad awal adalah 2 orang. Yakni Kyai Maguwo yang berasal dari Ngayogyakarto dan Kyai Wongso Sentiko dari Magelang. Kedua sahabat babad bersama di wilayah hutan tersebut, bersama dengan para sedulur yang nunggal keinginan untuk babad wilayah. Sebelum lokasi babadan bisa di tempati, keduanya kadang beristrihat di sebuah tempat tinggi atau bukit yang bernama Ngatas Angin. Saat itu, hutan yang di babadi mereka adalah hutan yang angker, penuh dihuni oleh mahkluk jin dan bekasakan.
Sayang, sangat disayangkan ditengah babad hutan belum usai, Kyai Maguwo jatuh sakit. Beberepa ramuan jamu telah diusahakan oleh para sedulur sedulurnya yang juga menjalani babad. Namun tak juga sembuh. Bahkan bisa diibaratkan, sakitnya Kyai Maguwo madal sakabehing husada.
Akhirnya apa hendak dikata. Kesaktian dan segala kemampuan tak mungkin menahan jalannya taqdir, Kyai Maguwo kemudian meninggal dunia. Yang terasa aneh, adalah kematian Kyai Maguwo wajahnya tetap sumringah, hanya seperti orang tertidur pulas begitu saja. Kemudian Jasad beliau di makamkan di Dukuh Tenggong (Area Pemakaman Tengger).
Setelah hinga rasa duka dan berkabung akan kematian Kyai Maguwo, tidak mau tinggal diam Kyai Wongsosentiko. Beliau kemudian mengajak teman-temannya, melanjutkan babad di wilayah tersebut, hingga menjadi sebuah Desa. Desanya kemudian di beri nama Maguwan. (Desa Maguwan masuk Kecamatan Sambit, Kab Ponorogo). Atas kesepakatan Kyai Wongso Sentiko kemudian di angkat menjadi Tetua (sesepuh) atau menjadi lurah.
Kyai Wongsosentiko, setelah menjadi lurah dirinya membesarkan laku tirakat. Sebab diakui atau tidak, memang wilayah tersebut wingit. Dirinya harus berani, mesu budi, mbanting raga, gedhe tapa suapaya anak cucunya kelak tinggal kepenak.
Sumber air di Maguwan waktu itu sangat besar. Ada sebuah Beji untuk pangangson. Sepeetu Beji Teleng di Dukuh Teleng. Arah utara timur dari Beji Teleng ada Beji lagi bernama Beji Gondang.
Namun arah kidul wetane Teleng tanahnya berpadas dan sulit air. Namanya Dukuh Padas. Maka Kyai Wongso Sentiko membuat sebuah sumur di pinggir sungai. Sumur tersebut miliki sebuah keganjilan. Betapa, tidak, sebab pada saat musim penghujan sumur tersebut airnya sedikit, namun bila pada musim kemarau airnya penuh, di pakai sarana kebutuhan air warga satu dukuh.
Ini beberapa Nama Lurah di Maguwan:
1. Wongso Sentiko
2. Wongso Kerto
3. Sastro Widjoyo.
4. Saniman
5. Djoyo Warsono
6. Sebul
7. Slamet
8. Boimin
****"
Di salin dalam Bahasa Indonesia, oleh Kang Jenggo.
Komentar
Posting Komentar