Langsung ke konten utama

Legenda Gunung Bayang Kaki

Gunung Bayang Kaki, terletak di Dukuh Mlokolegi, Desa Temon, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo. 

Gunung ini termasuk Gunung yang menjadi pesona tersendiri bagi warga Masyarakat Kabupaten Ponorogo. Sebab selain memiliki pemandangan yang indah denga udara sejuknya, di Gunung Bayang Kaki ini terletak Makam Pangeran Kalipa Kusuma dari Surakarta yang merupakan Kakak dari Susuhunan Paku Buwana ll.

Tak heran bila di Bayangkaki terdapat berbagai mitos, yang selalu dipercaya oleh masyarakat Desa Temon dan sekitarnya.

Legenda Gunung Bayangkaki

Banyak cerita yang beredar, bahwa Gunung Bayangkaki memiliki kaitan erat dengan Gunung Lawu. Sebab masyarakat lama berkeyakinan bahwa Gunung Bayangkaki merupakan potongan dari Gunung Lawu.

Ceritanya, Konon Hanuman yang merupakan tokoh pewayangan ini tinggal di Gunung Lawu bersama Ibunya yakni Dewi Hanjani.  Pada Saat Hanuman kecil senang bermain main di Puncak Gunung Lawu. Karena tingginya Gunung Lawu maka ia bermain main bintang. Ceritanya Bintang bintang tersebut untuk mainan gatheng.

Melihat hal tersebut, Bathara Surya marah kepada Hanuman. Hanuman yang diceritakan masa kecilnya sebagai orang ndugal marah-marah, karena kegemarannya bermain gatheng dilarang. Kemarahannya itu Hanuman menendang pucuk Gunung Lawu hingga patah terpotong. Potongan Gunung Lawu itu melayang hingga lokasi di mana Gunung Bayang Kaki ini berada.
Legenda tersebut, saat saya masih kecil masih sering diceritakan oleh Mbah saya. Tempat tinggal saya saat itu agak jauh dari Gunung tersebut, yaitu di Sooko.
Ditulis oleh: Kang Jenggo, Ponorogo.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Babad Maguwan

Maguwan adalah sebuah Desa yang ada di wilayah Kecamatan Sambit. Menurut Buku Sejarah Desa Desa di Ponorogo, dalam Tulisan tangan nama Desa Maguwan berasal dari kata Maguwo. Maguwo adalah salah satu dari yang cikal bakal Desa Maguwan. Konon saat wilayah tersebut masih hutan lebat, yang berani babad awal adalah 2 orang. Yakni Kyai Maguwo yang berasal dari Ngayogyakarto dan Kyai Wongso Sentiko dari Magelang. Kedua sahabat babad bersama di wilayah hutan tersebut, bersama dengan para sedulur yang nunggal keinginan untuk babad wilayah. Sebelum lokasi babadan bisa di tempati, keduanya kadang beristrihat di sebuah tempat tinggi atau bukit yang bernama Ngatas Angin. Saat itu, hutan yang di babadi mereka adalah hutan yang angker, penuh dihuni oleh mahkluk jin dan bekasakan. Sayang, sangat disayangkan ditengah babad hutan belum usai, Kyai Maguwo  jatuh sakit. Beberepa ramuan jamu telah diusahakan oleh para sedulur sedulurnya yang juga menjalani babad. Namun tak juga sembuh. Bah...